Jadwal Piala Dunia 2010
Group A
11/06/2010 21.00 WIB » Afrika Selatan vs Meksiko
12/06/2010 01.30 WIB » Uruguay VS Perancis
17/06/2010 01.30 WIB » Afrika Selatan VS Uruguay
18/06/2010 01.30 WIB » Perancis VS Meksiko
22/06/2010 21.00 WIB » Meksiko VS Uruguay
22/06/2010 21.00 WIB » Perancis VS Afrika Selatan
Group B
12/06/2010 18.30 WIB » Korea Selatan VS Yunani
12/06/2010 21.00 WIB » Argentina VS Nigeria
17/06/2010 18.30 WIB » Argentina VS Korea Selatan
17/06/2010 21.00 WIB » Yunani VS Nigeria
23/06/2010 01.30 WIB » Nigeria VS Korea Selatan
23/06/2010 01.30 WIB » Yunani VS Argentina
Group C
13/06/2010 01.30 WIB » Inggris VS Amerika Serikat
13/06/2010 18.30 WIB » Aljazair VS Slovenia
18/06/2010 21.00 WIB » Amerika Serikat VS Slovenia
19/06/2010 01.30 WIB » Inggris VS Aljazair
23/06/2010 21.00 WIB » Slovenia VS Inggris
23/06/2010 21.00 WIB » Amerika Serikat VS Aljazair
Group D
13/06/2010 21.00 WIB » Serbia VS Ghana
14/06/2010 01.30 WIB » Jerman VS Australia
18/06/2010 18.30 WIB » Jerman VS Serbia
19/06/2010 21.00 WIB » Ghana VS Australia
24/06/2010 01.30 WIB » Ghana VS Jerman
24/06/2010 01.30 WIB » Australia VS Serbia
Group E
14/06/2010 18.30 WIB » Belanda VS Denmark
14/06/2010 21.00 WIB » Jepang VS Kamerun
19/06/2010 18.30 WIB » Belanda VS Jepang
20/06/2010 01.30 WIB » Kamerun VS Denmark
25/06/2010 01.30 WIB » Denmark VS Jepang
25/06/2010 01.30 WIB » Kamerun VS Belanda
Group F
15/06/2010 01.30 WIB » Italia VS Paraguay
15/06/2010 18.30 WIB » Selandia Baru VS Slowakia
20/06/2010 18.30 WIB » Slowakia VS Paraguay
20/06/2010 21.00 WIB » Italia VS Selandia Baru
24/06/2010 21.00 WIB » Slowakia VS Italia
24/06/2010 21.00 WIB » Paraguay VS Selandia Baru
Group G
15/06/2010 21.00 WIB » Pantai Gading VS Portugal
16/06/2010 01.30 WIB » Brazil VS Korea Utara
21/06/2010 01.30 WIB » Brazil VS Pantai Gading
21/06/2010 18.30 WIB » Portugal VS Korea Utara
25/06/2010 21.00 WIB » Portugal VS Brazil
25/06/2010 21.00 WIB » Korea UtaraVSPantai Gading
Group H
16/06/2010 18.30 WIB » Honduras VS Chile
16/06/2010 21.00 WIB » Spanyol VS Swiss
21/06/2010 21.00 WIB » Chile VS wiss
22/06/2010 01.30 WIB » Spanyol VS Honduras
26/06/2010 01.30 WIB » Chile VS Spanyol
26/06/2010 01.30 WIB » Swiss VS Honduras
Rujak Listrik
Senin, 14 Juni 2010
Minggu, 13 Juni 2010
Instalasi Penerangan GOR
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Suatu tempat atau ruangan akan terlihat terang oleh mata bila ada cahaya. cahaya menjadi gejala fisis yang memancarkan energy, dimana sebagian dari energy diubah menjadi tampak, maka dari itu perlu adanya perancangan system cahaya.
System cahaya dibedakan menjadi dua, yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. untuk system pencahayaan alami yang dirancang memanfaatkan semaksimal mungkin pencahayaan siang hari. untuk system pencahayaan buatan yang di rancang adalah :
Tingkat pencahayaan ( intensitas Penerangan ) minimalnya sesuai yang direkomendasikan
Daya listrik pencahayaan sesuai maksimum yang diizinkan
Memenuhi tingkat kenyamanan visual
Dalam hal ini peneliti akan menganalisis mengenai sistem pencahayaan buatan pada suatu gedung olahraga badminton yang dalam satu gedung terdiri dari lima lapang badminton dengan 10 armatur dan 150 lampu. Lampu yang digunakan adalah lampu jenis SON.
Salah satu penyebab ketidaknyamanan cahaya diakibatkan oleh kesilauan, artinya kesilauan yang berlebihan dapat meniadakan kemampuan mata untuk melihat. faktor-faktor yang menyebabkan kesilauan seperti, luminasi dari sumber cahaya, luminasi dari latarbelakang, ukuran sumber cahaya, posisi sumber cahaya dalam ruang pandangm pemantulan cahaya langit-langit, dinding atau permukaan lain, pertimbangan cahaya dipancarkan ke bawah dan ke atas oleh armatur. Persyaratan tingkat kesilauan di Indonesia sampai saat ini belum ditetapkan, sehingga pada prakteknya tingkat kesialauan dihilangkan dengan cara mengubah dan mengatur faktor-faktor tersebut di atas hingga kesilauan dapat dihilangkan.
Setelah mendapatkan teorinya dari mata kuliah Instalasi Listrik Domistik kami mencoba belajar dengan praktek langsung ke lapangan, agar pemahaman kami mengenai teknik penerangan semakin bertambah.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti mengambil suatu rumusan permasalahan, yaitu sebagai berikut:
Bagaimanakah Instalasi Penerangan di GOR KONI Bandung?
Berapakah daya dan pembatas arus yang diperlukan setelah kompensasi pada setiap lampu di GOR KONI Bandung?
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan umum : sebagai bentuk pembelajaran praktek secara langsung terjun ke lapangan.
Tujuan khusus :
Mendeskripsikan keadaan penerangan di GOR KONI Bandung
Menganalisis Instalasi penerangan di GOR KONI Bandung
Manfaat Penelitian:
Menambah wawasan tentang Instalasi Penerangan gedung
Bisa tahu secara langsung keadaan lapangan yang sebenarnya
memberikan informasi khusus nya bagi teman sekelompok, umumnya kepada teman-teman di Teknik Lisrtik.
Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif, yaknik sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa hasil observasi dan wawancara dari orang-orang atau pelaku yang dapat di amati
Teknik pengumpulan data
Teknik observasi partisipasi
Teknik ini dilakukan melalui pengamatan secara langsung dan intensif pada lokasi observasi. dalam hal ini, penulis berusaha menjadi pengamat yang sekligus sebagai partisipan aktif untuk mengumpulkan data dan informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi objek.
Teknik wawancara (interview)
teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi melalui Tanya jawab dengan sumber informasi seperti dengan Ketua Pengurus GOR KONI Bandung dan teknisi instalasi penerangan di GOR KONI Bandung.
Teknik Dokumentasi
yaitu dengan cara menyalin atau mengambil gambar dengan fasilitas kamera di handset serta penulusuan dokumen-dokumen yang relevan dengan masalah.
Waktu dan Tempat Penelitian
Deskripsi waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 31 Mei sampai dengan 12 Juni 2010 dengan rincian sebagai berikut :
No Jenis Kegiatan Mei Juni
31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pengajuan surat antar dari direktorat Polban
2 Observasi ke GOR KONI Bandung
3 Pengumpulan data
4 Pembagian tugas untuk setiap anggota kelompok
5 Pengolahan data dan analisis data hasil observasi
6 Penyusunan laporan penelitian
7 Penyelesaian
Deskripsi tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Gedung Olahraga KONI Bandung, Jln. Padjadjaran Kota Bandung.
BAB II
LANDASAN TEORI
Prinsip-Prinsip Dasar Instalasi
Penerangan lapangan olahraga seperti lapangan KONI mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu :
Intensitas penerangan atau iluminasi (E) dinyatakan dalam satuan lux, sama dengan jumlah lm/m2, dengan rumus sebagai berikut :
E_0=I/h^2
E_T=2I/h^2 Cos^3 α
X = 2 h tan α
Keterangan :
E = intensitas penerangan ( lumen/m2=lux)
h = Tinggi tiang (m)
I = P x efikasi x penunjukan sudut (cd)
1000
X = jarak antar lampu, (m)
α = sudut penerangan terjauh
Distribusi cahaya. Kerataan cahaya pada lapangan, untuk itu ditentukan faktor kerataan cahaya yang merupakan perbandingan kuat penerangan terhadap lebar lapangan.
Cahaya yang redup dapat mengurangi fokus pandang atau cahaya yang terlalu terang yang dapat memungkinkan terjadinya silau saat bertanding atau sedang bermain. Untuk itu dalam penerangan lapangan harus menggunakan lampu dan armatur yang sesuai.
Pemasangan panel MCB yang sesuai sebagai pengaman.
Distribusi cahaya. Kerataan cahaya pada lapangan penting, untuk itu ditentukan faktor kerataan cahaya yang merupakan perbandingan kuat penerangan pada bagian tengah lintasan lapangan.
Cahaya yang menyilaukan dapat menyebabkan: keletihan mata, perasaan tidak nyaman, dan mengurangi fokus pemain saat sedang bertanding. Untuk mengurangi silau digunakan akrilik atau gelas pada armatur yang berfungsi sebagai filter cahaya.
Indeks ruangan (k)
k= ( p.l)/(t (p+l))
Keterangan :
k = indeks ruangan
p = panjang ruangan (m)
ℓ = lebar ruangan (m)
t = tinggi sumber cahaya di atas bidang kerja (m)
Jumlah titik lampu
nl= ( E.A)/(F_L.K_(P.) K_d )
Keterangan :
E = iluminasi
A = luas alas
K_p = koefisien penerangan
K_d = koefisien depresiasi
F_L = fluks lampu
Jumlah titik armatur
n_a=( E.A)/(F_a.K_(P.) K_d )
Keterangan :
E = iluminasi
A = luas alas
K_p = koefisien penerangan
K_d = koefisien depresiasi
F_L = fluks lampu
Lingkungan berkabut maupun berdebu berpengaruh terhadap faktor absorbsi terhadap cahaya yang dipancarkan oleh lampu. Maka lampu yang sesuai untuk lapangan KONI adalah lampu SON atau lampu SOX.
Fitur produk :
Bola lampu bagian luar dilapisi warna putih
Tabung pembuangan ceramic dengan Philips Mengintegrasikan Antena (PIA) untuk panjang dan ketahanan umur lampu
Konstruksi kokoh dengan titik pangelasan sedikit sangat tinggi getaran -
dan tahan banting,akibat kesalahan dan meningkatkan ketahanan
hidup lampu
ZrAI getter memberikan pemeliharaan lumen yang tinggi.
150W - 400W air raksa bebas; 50W / 70W terisi dengan amalgam air raksa sodium
lampu tedepan dan terbaik
Manfaat produk
Teknologi unggul yang menghasilkan ketahanan umur lampu yang tinggi.Kualitas lampu ini terutama pada tingkat pemeliharaan lumen dan tingkat pencahayaan yang lama bahkan seumur hidup.
Lampu yang ramah lingkungan.
Aplikasi
Untuk penerangan jalan dan rumah
Untuk penerangan Industry
Digunakan juga untuk fasilitas Olahraga baik indoor maupun outdoor
Lampu jenis ini memiliki banyak kelebihan terutama pada sistim kualitas kerjanya,diagram dan sistem kualitas kerjanya dapat kita lihat pada kerja lampu dibawah ini.
BAB III
INSTALASI PENERANGAN
3.1 Hasil Observasi
Gedung KONI GOR Bandung merupakan sarana olahraga bulu tangkis yang memiliki luas gedung 2124m2 yang didalamnya terdapat 5 lapangan bulu tangkis dengan luas keseluruhannya yakni 43,2m×18,9m. Sedangkan luas masing-masing lapangannya adalah 14m×6,3m. Lapangan ini memiliki 6 titik lampu, dimana setiap titik lampu dipasang lampu yang masing-masing ditempatkan pada armatur. Pada gedung tersebut dipasang 3 kotak kontak @100 VA.
Untuk menghubungkan lampu tersebut ke sumber, digunakan kabel NYM 2,5 mm2. Dengan sumber 220 Volt yang akan dibagi kedalam tiga grup. Kabel yang digunakan untuk pembumian adalah BC 6 mm2. Sistem penerangan lampu GOR KONI menggunakan lampu jenis TL, dimana satu lapangan diterangi dengan 30 lampu TL, secara keseluruhan sistem penerangannya yang mencangkup 5 lapangan, diterangi dengan 150 lampu TL.
Sistem Penerangan lapangan di GOR KONI Bandung memang mencukupi sistem penerangan yang dibutuhkan, akan tetapi kami sebagai mahasiswa teknik listrik, perlu menganalisis dan mencoba menerapkan disiplin ilmu yang telah kami miliki di bangku perkuliahan.Dengan adanya bimbingan dari Dosen Instalasi Listrik yakni Bpk.Prih.S kami diberi tugas untuk menganalisis dan merancang instalasi penerangannya.
Sistem Penerangan Lapangan Bulu Tangkis harus memenuhi beberapa kriteria.Kriteria instalasi listrik penerangan Lapangan Olahraga tentu saja perlu memperhatikan beberapa aspek-aspek intensitas cahaya,dimana sistem penerangan yang diterapkan pada lapangan Olahraga harus begitu detail.Oleh karena itu perancangan sistem penerangannya harus dilakukan dengan efektif dan efisien,untuk mengetahui lebih lanjut, kami membahasnya dalam analisis dibawah ini.
3.2 ANALISIS
Standar penerangan Lapangan bulu tangkis
Contoh Penerangan Lampu Bulu Tangkis
Gambar standar Penerangan Lapangan Badminton
Kriteria Standar Pemasangan Lampu Badminton
Pemasangan Lampu Badminton harus memenuhi kriteria-kriteria di bawah ini,yakni:
Pencahayaan untuk lapangan badminton, seperti kegiatan olahraga lain, meliputi berbagai macam pendapat orang yang mungkin berubah-ubah tetapi tetap pada hubungan tingkat penginstalasian pencahayaan lapangan badminton. syarat penginstalasian lapangan badminton harus memenuhi kriteria-kriteria berikut diantaranya :
lingkungan lapangan yang aman untuk para pemain.
iluminasi yang efektif akan membantu para pemain, para official dan petugas lapangan.
tingkat pencahayaan yang cukup bagi para penonton.
Sesuai Dengan BS EN 12193 (1999) -Pencahayaan lapangan olahraga, tiga dimensi area yaitu prinsipal area (PA), total area (USULAN) dan area referensi (RA). principle area adalah daerah permainan yang diperlukan untuk lapangan olahraga. Total area meliputi prinsple area dan sebelah luar area permainan. Area referensi adalah area yang mana kebutuhan pencahayaannya paling utama.
masing-masing dimensi untuk pencahayaan lapangan badminton dianjurkan untuk PA = (13. 4m x6.1m) dan Usulan (Max) = (18m x 10.5m).
Ketika merancang pencahayaan untuk lapangan badminton sangat ditujukan ketika permainan badminton berlangsung. terutama ketika kok bergerak melewati jaring net, sehingga untuk menerangi kecepatan geraknya, dibutuhkan pencahayaan yang maksimum. Kok dapat terlihat dengan baik jika pencahayaan dilakukan secara optimal di tengah lapangan,Namun untuk tingkat pencahayaan pada bagian belakang lapangan dianjurkan tidak terlalu maksimum.
Para pemain harus dapat melihat kemana arah kok bergerak, tanpa diganggu oleh silaunya pencahayaan atau menganggu konsentrasi mereka dikarenakan gangguan pencahayaan tersebut. perancangan instalasi penerangan badminton sangat memerlukan kecermatan dan ketelitian sehingga penempatan lampu ditempatkan pada ketinggian tertentu atau standar. Hal ini dikarenakan perancangan instalasi pencahayaanya sangat memerlukan taraf iluminasi yang tinggi tergantung pada titik lokasi yang akan diterangi.
Pencahayaan adalah salah satu unsur paling penting dalam perancangan lapangan badminton dimana tata letak dan warna yang dibutuhkan untuk pencahayaan lapangan badminton tersebut harus sesuai dengan kondisi lapangan dan standar perancangan instalasi penerangan.
Posisi armatur tidak selalu berada diatas lapangan. Pengaturan pencahayaan diusahakan tidak terganggu oleh masuknya cahaya lain ( cahaya alami) yang masuk melalui pintu dan jendela.
Latar belakang dan pencahayaan harus dipertimbangkan sebagai satu kesatuan yang dapat mengubah kondisi permainan. Warna tembok memberikan satu nilai faktor refleksi (RV) tidak lebih dari 50% dan langit-langit 70% –90%. Tidak semua warna memberikan latar belakang yang baik, warna hijau dan biru merupakan warna yang disukai dan memiliki factor refleksi 50%. Dengan langit-langit jenis regardto nilai refleksinya mungkin lebih tinggi jika armatur diposisikan dibawah langit-langit langit dan terdapat benda lain yang lebih terang. Oleh karena itu, pabrik harus membuat langit-langit yang memiliki nilai faktor refleksi rendah.
Kok dipukul sangat tinggi dan melewati jarak, sehingga arah kok tersebut sesuai dengan pencahayaan. Kondisi pencahayaan yang disukai dapat diperoleh ketika armatur diletakkan di langit-langit, dan alat permainan yang digunakan sesuai dengan langit-langit dalam mengikuti arah kok.
Armatur harus diletakkan 5 meter dari lantai. Armatur harus diletakkan dari tengah lapangan ke pusat, saat memosisikan taraf dengan bersih selain itu memosisikan tiga meter pada dua arah dan taraf dengan area tengah lapangan. Tata letak ini telah dibuktikan dalam memberikan kondisi permainan yang pantas dan menghindari keadaan dimana saat memainkan pertandingan.
Salah satu jenis armatur yang sesuai akan dipilih untuk pelindung dan mencegah cahaya langsung. Kondisi pencahayaan yang baik diperoleh dengan penggunaan frekuensi cahaya yang tinggi.
Jika dipasang korden diantara lapangan,maka tingkat refleksinya harus stabil sehingga tidak mengganggu system penerangan lapangan.
Berdasarkan Kriteria diatas,kami dapat menentukan jenis lampu yang dapat dipakai untuk menginstalasi lapangan Olahraga ini,salah satunya yakni :
Pemakaian Lampu jenis SON(philips)
Type lampu yakni MASTER SON PIA Ag Free 400W
Luminasi lampunnya 48000 lmn
Gambar lampu SON type MASTER SON PIA
Gambar ukuran lampu SON
Data tersebut diambil dari referensi lampu yang terdapat pada catalog,tepatnya dapat dilihat pada lampiran. Dengan menggunakan lampu jenis ini,maka sistem penerangan lapangan bulu tangkis di GOR KONI dapat memenuhi standar instalasi penerangan,dimana Lampu ini memiliki berbagai inovasi-inovasi dan berbagai macam kelebihannya,diantaranya adalah:
Fitur produk
• Bola lampu bagian luar dilapisi warna putih
• Tabung pembuangan ceramic dengan Philips Mengintegrasikan Antena (PIA) untuk panjang dan ketahanan umur lampu
• Konstruksi kokoh dengan titik pangelasan sedikit sangat tinggi getaran -
dan tahan banting,akibat kesalahan dan meningkatkan ketahanan
hidup lampu
• ZrAI getter memberikan pemeliharaan lumen yang tinggi.
• 150W - 400W air raksa bebas; 50W / 70W terisi dengan amalgam air raksa sodium
• lampu tedepan dan terbaik
Bermanfaat Bagi produk
• Teknologi unggul yang menghasilkan ketahanan umur lampu yang tinggi.Kualitas lampu ini terutama pada tingkat pemeliharaan lumen dan tingkat pencahayaan yang lama bahkan seumur hidup.
• Lampu yang ramah lingkungan.
Aplikasi
• untuk penerangan jalan dan rumah
• untuk penerangan Industry
• Digunakan juga untuk fasilitas Olahraga baik indoor maupun outdoor
Lampu jenis ini memiliki banyak kelebihan terutama pada sistim kualitas kerjanya,diagram dan sistem kualitas kerjanya dapat kita lihat pada kerja lampu dibawah ini.
Dari diagram diatas,kita dapat melihat kinerja lampu ketika lampu sedang manyala.Berdasarkan diagram diatas pula kita dapat melihat besarnya perubahan pada beberapa variable-variable lampu,yakni pada tegangan lampu,Daya lampu,arus,serta luminasi lampu.Perubahan yang terjadi pada tiap variable dapat mempengaruhi kinerja lampu dimana kinerja lampu ini merupakan nilai kuantitas dan kualitas lampu itu sendiri.
Setelah kami dapat menentukan lampu penerangan untuk lapangan olahraga bulu tangkis yakni GOR KONI,maka kami dapat menghitung sistem penerangannya,yang mencangkup beberapa variable,yakni jumlah lampu,pemasangan kabel,type kabel yang harus dipasang,Daya tepasang,serta pembatas arusnya.
3.3 Perhitungan
Jumlah Lampu
Diketahui :
Ptot =(13,4×5+4,08)m=71,08 m
l = 6,1m
Tinggi lampu =5 m
P = 36 W
Fl =48000 lumen (dari catalog)
E = 500 lux
Cos φ = 0.9
Efikasi 120 lumen/watt
Sumber 220V
Dit:
nL sebenarnya?
NL sebenarnya
K=(p.l)/(t(p+l))
K=(71,08×6,10)/(5(71,08+6,10))
K=433,588/385,9
K=1,12
Sehingga Kp didapat yakni = 0,2244≈0,22(didapat dri catalog)
nl=(E.A)/(Fl.Kp.Kd)
nl=(500×433,588)/(48000×0,22××0,8)
nl=216779,4/8448
nl= 25,66≈ 27 lampu
Daya
S=Ptot/cosφ
S=(27×400)/0,9
S=10800/0,9
S=13.500 VA
Stot=13.500+(3×100)=13.800 VA
Daya terpasangnya =16.500 VA
Pembatas arus =3×25 A
-KHA
Arus pada masing-masing grup
S=P/cosφ
S=(3 X 400)/0,9
S=1333,4 VA
I=S/V
I=(1333,4+ 100)/220
I=6,5 A
Jadi KHA = 6,5 X 1.25 = 8,14 A, maka dari itu, penghantar yang digunakan adalah kabel NYA 1X1,5 mm2
DAFTAR PUSTAKA
www.electricfilestation.blogspot.com
www.wikipedia.com
www.lampsandgear.philips.com
www.energyefficiencyasia.org
BSN.2000.Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000). Jakarta: Yayasan PUIL
www.BuluTangkis.com
www.sportengland.com
]
Lampiran
Lampiran 1
Catalog: www.energyefficiencyasia.org
Lampiran 2
Tingkat pencahayaan yang direkomendasikan
berdasarkan SNI 03-6575-2001
Catalog:www.SNI.com
Lampiran 2(lanjutan)
Catalog:www.SNI.com
Lampiran 3
Catalog:www.lampsandgear.philips.com
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sistem Penerangan GOR CONI seharusnya memenuhi standar instalasi penerangan,dimna terdapat beberapa variable yang perlu diperbaiki diantaranya yakni:
Lampu jenis SON
Daya terpasang yakni 16.500 VA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Suatu tempat atau ruangan akan terlihat terang oleh mata bila ada cahaya. cahaya menjadi gejala fisis yang memancarkan energy, dimana sebagian dari energy diubah menjadi tampak, maka dari itu perlu adanya perancangan system cahaya.
System cahaya dibedakan menjadi dua, yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. untuk system pencahayaan alami yang dirancang memanfaatkan semaksimal mungkin pencahayaan siang hari. untuk system pencahayaan buatan yang di rancang adalah :
Tingkat pencahayaan ( intensitas Penerangan ) minimalnya sesuai yang direkomendasikan
Daya listrik pencahayaan sesuai maksimum yang diizinkan
Memenuhi tingkat kenyamanan visual
Dalam hal ini peneliti akan menganalisis mengenai sistem pencahayaan buatan pada suatu gedung olahraga badminton yang dalam satu gedung terdiri dari lima lapang badminton dengan 10 armatur dan 150 lampu. Lampu yang digunakan adalah lampu jenis SON.
Salah satu penyebab ketidaknyamanan cahaya diakibatkan oleh kesilauan, artinya kesilauan yang berlebihan dapat meniadakan kemampuan mata untuk melihat. faktor-faktor yang menyebabkan kesilauan seperti, luminasi dari sumber cahaya, luminasi dari latarbelakang, ukuran sumber cahaya, posisi sumber cahaya dalam ruang pandangm pemantulan cahaya langit-langit, dinding atau permukaan lain, pertimbangan cahaya dipancarkan ke bawah dan ke atas oleh armatur. Persyaratan tingkat kesilauan di Indonesia sampai saat ini belum ditetapkan, sehingga pada prakteknya tingkat kesialauan dihilangkan dengan cara mengubah dan mengatur faktor-faktor tersebut di atas hingga kesilauan dapat dihilangkan.
Setelah mendapatkan teorinya dari mata kuliah Instalasi Listrik Domistik kami mencoba belajar dengan praktek langsung ke lapangan, agar pemahaman kami mengenai teknik penerangan semakin bertambah.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti mengambil suatu rumusan permasalahan, yaitu sebagai berikut:
Bagaimanakah Instalasi Penerangan di GOR KONI Bandung?
Berapakah daya dan pembatas arus yang diperlukan setelah kompensasi pada setiap lampu di GOR KONI Bandung?
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan umum : sebagai bentuk pembelajaran praktek secara langsung terjun ke lapangan.
Tujuan khusus :
Mendeskripsikan keadaan penerangan di GOR KONI Bandung
Menganalisis Instalasi penerangan di GOR KONI Bandung
Manfaat Penelitian:
Menambah wawasan tentang Instalasi Penerangan gedung
Bisa tahu secara langsung keadaan lapangan yang sebenarnya
memberikan informasi khusus nya bagi teman sekelompok, umumnya kepada teman-teman di Teknik Lisrtik.
Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif, yaknik sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa hasil observasi dan wawancara dari orang-orang atau pelaku yang dapat di amati
Teknik pengumpulan data
Teknik observasi partisipasi
Teknik ini dilakukan melalui pengamatan secara langsung dan intensif pada lokasi observasi. dalam hal ini, penulis berusaha menjadi pengamat yang sekligus sebagai partisipan aktif untuk mengumpulkan data dan informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi objek.
Teknik wawancara (interview)
teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi melalui Tanya jawab dengan sumber informasi seperti dengan Ketua Pengurus GOR KONI Bandung dan teknisi instalasi penerangan di GOR KONI Bandung.
Teknik Dokumentasi
yaitu dengan cara menyalin atau mengambil gambar dengan fasilitas kamera di handset serta penulusuan dokumen-dokumen yang relevan dengan masalah.
Waktu dan Tempat Penelitian
Deskripsi waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 31 Mei sampai dengan 12 Juni 2010 dengan rincian sebagai berikut :
No Jenis Kegiatan Mei Juni
31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pengajuan surat antar dari direktorat Polban
2 Observasi ke GOR KONI Bandung
3 Pengumpulan data
4 Pembagian tugas untuk setiap anggota kelompok
5 Pengolahan data dan analisis data hasil observasi
6 Penyusunan laporan penelitian
7 Penyelesaian
Deskripsi tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Gedung Olahraga KONI Bandung, Jln. Padjadjaran Kota Bandung.
BAB II
LANDASAN TEORI
Prinsip-Prinsip Dasar Instalasi
Penerangan lapangan olahraga seperti lapangan KONI mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu :
Intensitas penerangan atau iluminasi (E) dinyatakan dalam satuan lux, sama dengan jumlah lm/m2, dengan rumus sebagai berikut :
E_0=I/h^2
E_T=2I/h^2 Cos^3 α
X = 2 h tan α
Keterangan :
E = intensitas penerangan ( lumen/m2=lux)
h = Tinggi tiang (m)
I = P x efikasi x penunjukan sudut (cd)
1000
X = jarak antar lampu, (m)
α = sudut penerangan terjauh
Distribusi cahaya. Kerataan cahaya pada lapangan, untuk itu ditentukan faktor kerataan cahaya yang merupakan perbandingan kuat penerangan terhadap lebar lapangan.
Cahaya yang redup dapat mengurangi fokus pandang atau cahaya yang terlalu terang yang dapat memungkinkan terjadinya silau saat bertanding atau sedang bermain. Untuk itu dalam penerangan lapangan harus menggunakan lampu dan armatur yang sesuai.
Pemasangan panel MCB yang sesuai sebagai pengaman.
Distribusi cahaya. Kerataan cahaya pada lapangan penting, untuk itu ditentukan faktor kerataan cahaya yang merupakan perbandingan kuat penerangan pada bagian tengah lintasan lapangan.
Cahaya yang menyilaukan dapat menyebabkan: keletihan mata, perasaan tidak nyaman, dan mengurangi fokus pemain saat sedang bertanding. Untuk mengurangi silau digunakan akrilik atau gelas pada armatur yang berfungsi sebagai filter cahaya.
Indeks ruangan (k)
k= ( p.l)/(t (p+l))
Keterangan :
k = indeks ruangan
p = panjang ruangan (m)
ℓ = lebar ruangan (m)
t = tinggi sumber cahaya di atas bidang kerja (m)
Jumlah titik lampu
nl= ( E.A)/(F_L.K_(P.) K_d )
Keterangan :
E = iluminasi
A = luas alas
K_p = koefisien penerangan
K_d = koefisien depresiasi
F_L = fluks lampu
Jumlah titik armatur
n_a=( E.A)/(F_a.K_(P.) K_d )
Keterangan :
E = iluminasi
A = luas alas
K_p = koefisien penerangan
K_d = koefisien depresiasi
F_L = fluks lampu
Lingkungan berkabut maupun berdebu berpengaruh terhadap faktor absorbsi terhadap cahaya yang dipancarkan oleh lampu. Maka lampu yang sesuai untuk lapangan KONI adalah lampu SON atau lampu SOX.
Fitur produk :
Bola lampu bagian luar dilapisi warna putih
Tabung pembuangan ceramic dengan Philips Mengintegrasikan Antena (PIA) untuk panjang dan ketahanan umur lampu
Konstruksi kokoh dengan titik pangelasan sedikit sangat tinggi getaran -
dan tahan banting,akibat kesalahan dan meningkatkan ketahanan
hidup lampu
ZrAI getter memberikan pemeliharaan lumen yang tinggi.
150W - 400W air raksa bebas; 50W / 70W terisi dengan amalgam air raksa sodium
lampu tedepan dan terbaik
Manfaat produk
Teknologi unggul yang menghasilkan ketahanan umur lampu yang tinggi.Kualitas lampu ini terutama pada tingkat pemeliharaan lumen dan tingkat pencahayaan yang lama bahkan seumur hidup.
Lampu yang ramah lingkungan.
Aplikasi
Untuk penerangan jalan dan rumah
Untuk penerangan Industry
Digunakan juga untuk fasilitas Olahraga baik indoor maupun outdoor
Lampu jenis ini memiliki banyak kelebihan terutama pada sistim kualitas kerjanya,diagram dan sistem kualitas kerjanya dapat kita lihat pada kerja lampu dibawah ini.
BAB III
INSTALASI PENERANGAN
3.1 Hasil Observasi
Gedung KONI GOR Bandung merupakan sarana olahraga bulu tangkis yang memiliki luas gedung 2124m2 yang didalamnya terdapat 5 lapangan bulu tangkis dengan luas keseluruhannya yakni 43,2m×18,9m. Sedangkan luas masing-masing lapangannya adalah 14m×6,3m. Lapangan ini memiliki 6 titik lampu, dimana setiap titik lampu dipasang lampu yang masing-masing ditempatkan pada armatur. Pada gedung tersebut dipasang 3 kotak kontak @100 VA.
Untuk menghubungkan lampu tersebut ke sumber, digunakan kabel NYM 2,5 mm2. Dengan sumber 220 Volt yang akan dibagi kedalam tiga grup. Kabel yang digunakan untuk pembumian adalah BC 6 mm2. Sistem penerangan lampu GOR KONI menggunakan lampu jenis TL, dimana satu lapangan diterangi dengan 30 lampu TL, secara keseluruhan sistem penerangannya yang mencangkup 5 lapangan, diterangi dengan 150 lampu TL.
Sistem Penerangan lapangan di GOR KONI Bandung memang mencukupi sistem penerangan yang dibutuhkan, akan tetapi kami sebagai mahasiswa teknik listrik, perlu menganalisis dan mencoba menerapkan disiplin ilmu yang telah kami miliki di bangku perkuliahan.Dengan adanya bimbingan dari Dosen Instalasi Listrik yakni Bpk.Prih.S kami diberi tugas untuk menganalisis dan merancang instalasi penerangannya.
Sistem Penerangan Lapangan Bulu Tangkis harus memenuhi beberapa kriteria.Kriteria instalasi listrik penerangan Lapangan Olahraga tentu saja perlu memperhatikan beberapa aspek-aspek intensitas cahaya,dimana sistem penerangan yang diterapkan pada lapangan Olahraga harus begitu detail.Oleh karena itu perancangan sistem penerangannya harus dilakukan dengan efektif dan efisien,untuk mengetahui lebih lanjut, kami membahasnya dalam analisis dibawah ini.
3.2 ANALISIS
Standar penerangan Lapangan bulu tangkis
Contoh Penerangan Lampu Bulu Tangkis
Gambar standar Penerangan Lapangan Badminton
Kriteria Standar Pemasangan Lampu Badminton
Pemasangan Lampu Badminton harus memenuhi kriteria-kriteria di bawah ini,yakni:
Pencahayaan untuk lapangan badminton, seperti kegiatan olahraga lain, meliputi berbagai macam pendapat orang yang mungkin berubah-ubah tetapi tetap pada hubungan tingkat penginstalasian pencahayaan lapangan badminton. syarat penginstalasian lapangan badminton harus memenuhi kriteria-kriteria berikut diantaranya :
lingkungan lapangan yang aman untuk para pemain.
iluminasi yang efektif akan membantu para pemain, para official dan petugas lapangan.
tingkat pencahayaan yang cukup bagi para penonton.
Sesuai Dengan BS EN 12193 (1999) -Pencahayaan lapangan olahraga, tiga dimensi area yaitu prinsipal area (PA), total area (USULAN) dan area referensi (RA). principle area adalah daerah permainan yang diperlukan untuk lapangan olahraga. Total area meliputi prinsple area dan sebelah luar area permainan. Area referensi adalah area yang mana kebutuhan pencahayaannya paling utama.
masing-masing dimensi untuk pencahayaan lapangan badminton dianjurkan untuk PA = (13. 4m x6.1m) dan Usulan (Max) = (18m x 10.5m).
Ketika merancang pencahayaan untuk lapangan badminton sangat ditujukan ketika permainan badminton berlangsung. terutama ketika kok bergerak melewati jaring net, sehingga untuk menerangi kecepatan geraknya, dibutuhkan pencahayaan yang maksimum. Kok dapat terlihat dengan baik jika pencahayaan dilakukan secara optimal di tengah lapangan,Namun untuk tingkat pencahayaan pada bagian belakang lapangan dianjurkan tidak terlalu maksimum.
Para pemain harus dapat melihat kemana arah kok bergerak, tanpa diganggu oleh silaunya pencahayaan atau menganggu konsentrasi mereka dikarenakan gangguan pencahayaan tersebut. perancangan instalasi penerangan badminton sangat memerlukan kecermatan dan ketelitian sehingga penempatan lampu ditempatkan pada ketinggian tertentu atau standar. Hal ini dikarenakan perancangan instalasi pencahayaanya sangat memerlukan taraf iluminasi yang tinggi tergantung pada titik lokasi yang akan diterangi.
Pencahayaan adalah salah satu unsur paling penting dalam perancangan lapangan badminton dimana tata letak dan warna yang dibutuhkan untuk pencahayaan lapangan badminton tersebut harus sesuai dengan kondisi lapangan dan standar perancangan instalasi penerangan.
Posisi armatur tidak selalu berada diatas lapangan. Pengaturan pencahayaan diusahakan tidak terganggu oleh masuknya cahaya lain ( cahaya alami) yang masuk melalui pintu dan jendela.
Latar belakang dan pencahayaan harus dipertimbangkan sebagai satu kesatuan yang dapat mengubah kondisi permainan. Warna tembok memberikan satu nilai faktor refleksi (RV) tidak lebih dari 50% dan langit-langit 70% –90%. Tidak semua warna memberikan latar belakang yang baik, warna hijau dan biru merupakan warna yang disukai dan memiliki factor refleksi 50%. Dengan langit-langit jenis regardto nilai refleksinya mungkin lebih tinggi jika armatur diposisikan dibawah langit-langit langit dan terdapat benda lain yang lebih terang. Oleh karena itu, pabrik harus membuat langit-langit yang memiliki nilai faktor refleksi rendah.
Kok dipukul sangat tinggi dan melewati jarak, sehingga arah kok tersebut sesuai dengan pencahayaan. Kondisi pencahayaan yang disukai dapat diperoleh ketika armatur diletakkan di langit-langit, dan alat permainan yang digunakan sesuai dengan langit-langit dalam mengikuti arah kok.
Armatur harus diletakkan 5 meter dari lantai. Armatur harus diletakkan dari tengah lapangan ke pusat, saat memosisikan taraf dengan bersih selain itu memosisikan tiga meter pada dua arah dan taraf dengan area tengah lapangan. Tata letak ini telah dibuktikan dalam memberikan kondisi permainan yang pantas dan menghindari keadaan dimana saat memainkan pertandingan.
Salah satu jenis armatur yang sesuai akan dipilih untuk pelindung dan mencegah cahaya langsung. Kondisi pencahayaan yang baik diperoleh dengan penggunaan frekuensi cahaya yang tinggi.
Jika dipasang korden diantara lapangan,maka tingkat refleksinya harus stabil sehingga tidak mengganggu system penerangan lapangan.
Berdasarkan Kriteria diatas,kami dapat menentukan jenis lampu yang dapat dipakai untuk menginstalasi lapangan Olahraga ini,salah satunya yakni :
Pemakaian Lampu jenis SON(philips)
Type lampu yakni MASTER SON PIA Ag Free 400W
Luminasi lampunnya 48000 lmn
Gambar lampu SON type MASTER SON PIA
Gambar ukuran lampu SON
Data tersebut diambil dari referensi lampu yang terdapat pada catalog,tepatnya dapat dilihat pada lampiran. Dengan menggunakan lampu jenis ini,maka sistem penerangan lapangan bulu tangkis di GOR KONI dapat memenuhi standar instalasi penerangan,dimana Lampu ini memiliki berbagai inovasi-inovasi dan berbagai macam kelebihannya,diantaranya adalah:
Fitur produk
• Bola lampu bagian luar dilapisi warna putih
• Tabung pembuangan ceramic dengan Philips Mengintegrasikan Antena (PIA) untuk panjang dan ketahanan umur lampu
• Konstruksi kokoh dengan titik pangelasan sedikit sangat tinggi getaran -
dan tahan banting,akibat kesalahan dan meningkatkan ketahanan
hidup lampu
• ZrAI getter memberikan pemeliharaan lumen yang tinggi.
• 150W - 400W air raksa bebas; 50W / 70W terisi dengan amalgam air raksa sodium
• lampu tedepan dan terbaik
Bermanfaat Bagi produk
• Teknologi unggul yang menghasilkan ketahanan umur lampu yang tinggi.Kualitas lampu ini terutama pada tingkat pemeliharaan lumen dan tingkat pencahayaan yang lama bahkan seumur hidup.
• Lampu yang ramah lingkungan.
Aplikasi
• untuk penerangan jalan dan rumah
• untuk penerangan Industry
• Digunakan juga untuk fasilitas Olahraga baik indoor maupun outdoor
Lampu jenis ini memiliki banyak kelebihan terutama pada sistim kualitas kerjanya,diagram dan sistem kualitas kerjanya dapat kita lihat pada kerja lampu dibawah ini.
Dari diagram diatas,kita dapat melihat kinerja lampu ketika lampu sedang manyala.Berdasarkan diagram diatas pula kita dapat melihat besarnya perubahan pada beberapa variable-variable lampu,yakni pada tegangan lampu,Daya lampu,arus,serta luminasi lampu.Perubahan yang terjadi pada tiap variable dapat mempengaruhi kinerja lampu dimana kinerja lampu ini merupakan nilai kuantitas dan kualitas lampu itu sendiri.
Setelah kami dapat menentukan lampu penerangan untuk lapangan olahraga bulu tangkis yakni GOR KONI,maka kami dapat menghitung sistem penerangannya,yang mencangkup beberapa variable,yakni jumlah lampu,pemasangan kabel,type kabel yang harus dipasang,Daya tepasang,serta pembatas arusnya.
3.3 Perhitungan
Jumlah Lampu
Diketahui :
Ptot =(13,4×5+4,08)m=71,08 m
l = 6,1m
Tinggi lampu =5 m
P = 36 W
Fl =48000 lumen (dari catalog)
E = 500 lux
Cos φ = 0.9
Efikasi 120 lumen/watt
Sumber 220V
Dit:
nL sebenarnya?
NL sebenarnya
K=(p.l)/(t(p+l))
K=(71,08×6,10)/(5(71,08+6,10))
K=433,588/385,9
K=1,12
Sehingga Kp didapat yakni = 0,2244≈0,22(didapat dri catalog)
nl=(E.A)/(Fl.Kp.Kd)
nl=(500×433,588)/(48000×0,22××0,8)
nl=216779,4/8448
nl= 25,66≈ 27 lampu
Daya
S=Ptot/cosφ
S=(27×400)/0,9
S=10800/0,9
S=13.500 VA
Stot=13.500+(3×100)=13.800 VA
Daya terpasangnya =16.500 VA
Pembatas arus =3×25 A
-KHA
Arus pada masing-masing grup
S=P/cosφ
S=(3 X 400)/0,9
S=1333,4 VA
I=S/V
I=(1333,4+ 100)/220
I=6,5 A
Jadi KHA = 6,5 X 1.25 = 8,14 A, maka dari itu, penghantar yang digunakan adalah kabel NYA 1X1,5 mm2
DAFTAR PUSTAKA
www.electricfilestation.blogspot.com
www.wikipedia.com
www.lampsandgear.philips.com
www.energyefficiencyasia.org
BSN.2000.Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000). Jakarta: Yayasan PUIL
www.BuluTangkis.com
www.sportengland.com
]
Lampiran
Lampiran 1
Catalog: www.energyefficiencyasia.org
Lampiran 2
Tingkat pencahayaan yang direkomendasikan
berdasarkan SNI 03-6575-2001
Catalog:www.SNI.com
Lampiran 2(lanjutan)
Catalog:www.SNI.com
Lampiran 3
Catalog:www.lampsandgear.philips.com
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sistem Penerangan GOR CONI seharusnya memenuhi standar instalasi penerangan,dimna terdapat beberapa variable yang perlu diperbaiki diantaranya yakni:
Lampu jenis SON
Daya terpasang yakni 16.500 VA
Sabtu, 05 Juni 2010
Listrik
Energighghgh listrik merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang mengalami peningkatan tajam, hal tersebut dikarenakan sebagain besar energi yang dibutuhkan oleh manusia khususnya masyarakat modern disuplay dalam bentuk energi listrik [1].
Patut kita yakini bahwa Al-Quran telah telah memberikan bocoran-bocoran teknologi, begitupula halnya dengan listrik.
"Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca, kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur dan tidak pula di sebelah barat, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak di sentuh api, cahaya di atas cahaya, Allah membimbing kepada Cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."(Al-Qur'an surat An Nur : 35)
Sebagaimana contoh petir. Al Quran mengajarkan lebih mendalam lagi. Bukan hanya rasa takut, tetapi ada secercah harapan dalam petir. Kalau hanya ketakuatan itu perilaku orang kafir. Hanya orang kafir yang menutup kupingnya karena takut mati mendengar suara petir. Sebaliknya, orang beriman mestinya menganggap petir sebagai ayat-ayat, tanda-tanda kekuasaan Allah yang harus disingkapkan rahasianya. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Ar-Rum 30 :24, ” Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah ditampakkannya kepadamu petir yang menakutkan dan menimbulkan harapan.”
Langganan:
Postingan (Atom)